Pandangan masyarakat tentang Teknologi Informasi dimata manusia sebagai Pekerja Sosial

Wednesday 2 March 2011 Labels:

Berkembangnya tehnologi informasi dan internet begitu pesat baik di Negara maju maupun di Negara yang sedang berkembang seperti di Indonesia. Kehadirannya sudah dianggap sebagai kebutuhan yang “harus” ada, dan itu semua membawa perubahan yang revolusioner terhadap cara hidup dan aktifitas kita sehari-hari tanpa terkecuali, berbagai hal dapat dilaksanakan dengan lebih efektif dan efisien, dan dengan adanya kemudahan dalam memperoleh informasi, semua orang dapat menikmati tanpa membedakan usia, status, agama, suku dan sebagainya. Tetapi yang perlu diingat bahwa dibalik kemudahan itu ada “sesuatu yang tersembunyi” yang kita sendiri mungkin tidak mengetahuinya. Kita tidak tahu apakah yang tersembunyi tersebut, memiliki efek positif ataukah negatif, baik ataukah jahat, namun yang terpenting kita harus selalu menyikapi positif terhadap apa yang masuk, dan harus memiliki filter (penyaring) sebagai sikap antisipatif, di dalam menerima sesuatu yang baru dari suatu kemajuan peradapan IT yang saat ini sudah ada dihadapan kita.

Kemudian langkah yang diambil adalah : kita sebagai pengguna (user), hendaknya dapat berperilaku selektif, yaitu informasi manakah yang akan kita pilih, kita kelola dan kita manfaatkan, dan informasi manakah yang tidak perlu, yang sekiranya menjerumuskan maka kita hindari.

Tehnologi informasi dan internet sendiri adalah sebuah bentuk dari gagasan atau ide, bahkan beberapa praktisi di bidang teknologi informasi dan internet memasukkan “informasi” sebagai faktor produksi penting dari sebauh perkembangan global, sehingga lambat laun akan mempengaruhi struktur sosial masyarakat, nilai budaya/kultur, kepercayaan, perilaku sosial, lingkungan sekitar, dan sebagainya. Keleluasaan dalam menggali dan mengelola informasi merupakan faktor pendukung yang tanpa disadari telah membuka peluang yang ada, artinya kita tidak perlu lagi bersusah payah mencari sebuah informasi hingga harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit dan mengurus tenaga yang banyak. Melalui teknologi komunikasi dan informasi, jarak dan kondisi bukan lagi halangan bagi kita untuk melihat ragam peristiwa yang terjadi di belahan dunia. Menurut McLuhan, (dalam Infante et,al,1990:371), mengatakan bahwa dunia saat ini diumpamakan sebagai “Global Village” (perkampungan global), dimana saat ini kita dapat mengetahui orang dan peristiwa yang terjadi di negara lain hamper sama seperti layaknya seorang warga desa dengan warga desa yang lainnya yang menjadi tetangganya. Perkembangan teknologi informasi dan internet sudah menjadi prioritas tersendiri, termasuk salah satunya bidang sosial dimana kebutuhan informasi yang akurat menjadi faktor terpenting yang harus dipertimbangkan. Sehingga diharapkan informasi yng terkumpul akan menjadi sebuah narasumber yang dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya. Oleh karena itu, untuk mengetahui sejauh mana dampak perkembangan tersebut berpengaruh kepada komunikasi sosial, ada baiknya dipahami terlebih dahulu bahwa sebuah komunikasi sosial didalamnya terkandung makna sebagai suatu proses penyampaian pesan atau informasi yang melibatkan si-pengirim, mediator dan si-penerima yang memungkinkan untuk memberikan umpan balik dari si pengirim k eke penerima, begitu sebaliknya sehingga interaksi dapat berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang diharapkan.

Terkait dengan pemanfaatan IT dalam Praktek Pekerjaan Sosial, maka disini seorang Pekerja Sosial berperan sebagai mediator yang membangun pola interaksi antara seseorang dengan sistem-sistem sumber di lingkunga sosialnya, baik sistem sumber alamiah atau informal, sumber formal dan sumber kemasyarakatan. Bantuan yang diperoleh seseorang dari sistem sumber informal antara lain berupa dukungan emosional, kasih sayang, nasehat, dari keluarga, tetangga, rekan kerja dan kerabat, dari tokoh masyarakat, dll. Bantuan yang diperoleh dari sistem sumber formal diantaranya adalah keanggotaan dalam suatu organisasi tertentu yang sifatnya formal, yang bertujuan untuk meningkatkan minat para anggotanya, misalnya : seorang yang menjadi anggota koperasi, dia akan berharap agar banyak memperoleh kemudahan dari organisasi sehingga dapat membantu menopang kehidupannya. Sedangkan sistem sumber kemasyarakatan adalah lembaga-lembaga yang didirikan baik oleh Pemerintah maupun Swasta yang memberikan pelayanan kepada semua orang, misalnya : sekolah, rumah sakit, Lembaga Bantuan Hukum, Panti-Panti Sosial, dan lain-lain.

Kembali pada masalah IT, saat ini IT telah merambah begitu pesatnya di seantero dunia, bahkan tiap hari bisa hadir dihadapan kita, dan bagi sebagian orang sudah menjadi suatu kebutuhan pokok, dan makanan pokok sehari-hari. Semakin pesatnya perkembangan IT tersebut, maka mau tidak mau harus diimbangi pula oleh kemampuan dari para Pekerja Sosial, yang notabene adalah para “mediator” tersebut. Menyadur pendapat Bapak Holil Sulaiman, MSW, yang mantan Direktur STKS Bandung, sekitar tahun 1988, beliau dulu saat berda di depan kami para mahasiswa selalu mengatakan : “Hendaknya anda bisa menjadi lulusan atau Sarjana yang berpredikat Plus-Plus”, …. Sarjana yang lulus dengan Predikat baik, ditambah bisa berbahasa Inggris aktif, ditambah bisa stiren mobil, ditambah canggih mengelola computer. Dan yang terakhir : yakni canggih dalam mengelola computer untuk era saat ini dapat diartikan harus pandai-pandai dalam mengelola IT.

Dengan demikian harapannya adalah : permasalahan kesejahteraan sosial yang dialami oleh orang-perorang, keluarga, kelompok masyarakat maupun masyarakat yang semestinya dapat segera tertangani, namun menjadi terhambat hanya gara-gara masih lemahnya informasi yang dimiliki. Kedepan dengan adanya pemanfaatan IT yang maksimal oleh para Pekerja Sosial dapat segera mewujudkan efektifitas dan efisiensi interaksi positif antara orang/kelayan/ penyandang permasalahan kesejahteraan sosial dengan sistem sumber yang dibutuhkan.

Sumber : Avianto

0 comments:

Post a Comment

 
Satu hari Satu Ilmu © 2010 | Designed by Muhammad Nurwegiono